Filosofi Pembelajaran Kontruktif Diyakini Bisa Cetak SDM Berkualitas
Jakarta – Persaiangan di era global yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk lebih selektif dalam memilih pekerja.
Perusahaan tidak hanya menilai sumber daya manusia (SDM) berdasarkan nilai ijazah yang tinggi, namun juga menuntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, keterampilan praktis, dan mampu beradaptasi dengan cepat di dalam dinamika dunia kerja.
Hal ini menjadi tanggung jawab intitusi pendidikan untuk melahirkan lulusan yang mampu memahami dan mengaplikasikan teori secara nyata seperti disampaikan Research and Development for Advancement (Redeal) institute.
Dia mengatakan, sebagai sekolah yang berbasis Eco-Socio_Tech, Sekolah HighScope Indonesia
Berperan dalam mendukung dan memfasilitasi siswa-siswi, para pemimpin masa depan untuk terus menghadapi tantangan dunia saat ini di masa depan.
“Kami percaya bahwa kontriksumenya mendukung siswa dalam menghubungkan pembelajaran
dengan kehidupan nyata, dalam membuat dan merenungkan keberhasilan serta kesalahan, juga dalan membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia,”papar Antarina.
Termotivasi dari Dalam Diri Sendiri
Di Redea Institute, Antania Percaya, siswa belajar dengan lebih baik ketika mereka termotivasi dari dalam dirinya sendiri.
“Kami mendorong hal ini dengan secara konsisten menerapkan metode pembelajaran aktif yang berpusat
Pada siswa dan didukung oleh riset, dimana para siswa mengambil peran aktif dalam proses pendidikan mereka, dengan bimbingan dari para pengajar,” ucap dia
Menurut Antarina, dengan menerapkan pendekatan progresif berbasis constructivist learning. Redea institute terus berinovasi dalam metode pendidikan untuk merancang pengalaman belajar terbaik bagi siswa.
Salah satunya adalah contoh lulusan sekolah HighScope Indonesia tahun 2010 Marcella Burhan Burhan.
Yang melanjutkan studi ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan mengambil gelar Master of Research in Generic Medicine di Universitas NewCastle, Inggris.
Keterampilan yang Berguna
Marcella mengatakan, keterampilan yang paling berguna saat kuliah adalah melakukan persentasi, berbicara
Di depan umum, serta kemampuan untuk mengatur waktu dan juga berpikir secara logis. ketika sudah bekerja,
penting sekali untuk memiliki kemampuan memimpin.
Menurut dia, metode making good Choiches sebuah pedoman yang sangat membantunya, apalagi sebagai
seorang pengacara dalam industri yang dituntut serba cepat dimana dirinya harus mengerjakan beberapa proyek dan juga kasus sekaligus.
“Metode Making Good Choices yang ditanamkan dalam diri saya sejak masuk Sekolah HighScope Indonesia
di kelas 1 SD dan juga sekarang menjadi kebiasaan.
Metode ini sangat berguna dalam membuat keputusan dan juga memecahkan masalah,”
Kata penerima beasiswa LPDP untuk proram magisternya do Cornel Law School, Amerika Serikat.
