Program Trilingual Berbasis Pancasila Mulai Diterapkan Sejak Pendidikan Usia Dini
Jakarta – Program trilingual dengan dasar Pancasila Budi pekerti akhirnya meluncur sejak pendidikan taman kanak-kanak atau TK atau saat usia dini. Program ini akan menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
Baca Juga: Telkom dan Kosgoro Perkuat Pendidikan Digital, Suntik Rp 1,1 Miliar untuk Ekosistem Kampus
Peresmian dilakukan dengan sesi pemotongan pita dan penandatangan prasasti oleh Komisaris Utama Summarecon sekaligus Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Sedaya Bintang, Soetjipto Nagaria didampingi jajaran pengurus Yayasan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang dan Komisaris dan Direksi Summercon, turut disaksikan oleh kontraktor, konsultan dan juga vendor.
“Kehadiran Sekolah Terpadu Sedaya Bintang mendapatkan sambutan sangat baik. Pada tahap 1 ini, kami telah membuka kelas untuk jenjang kelompok bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TY), dan Sekolah Dasar (SD),” ujar ketua Yayasan Pendidikan Sedaya Bintang, sekaligus Dirktur Summercon Soegianto Nagaria, melalui keterangan tertulis, Minggu (20/7/2025).
Dia menjelaskan, Sekolah terpadu sedaya bintang memandang lingkungan sekolah sebagai guru ketiga, sebuah ruang hidup yang memberi pengalaman belajar otentik, memupuk rasa ingin tahu, dan menumbuhkan kemandirian serta kolaborasi dalam diri setiap anak.
Pengembangan Kurikulum
Selain itu, menurut Soegianto, terdapat Vertical Collavborative Board pada jenjang SD, yang mendorong siswa untuk berkolaborasi, berbagai ide, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi efektif.
Soegianto memaparkan, kurikulum yang diterapkan menitikberatkan pada tiga pilar utama, yakni pendidikan Budi Pekerti berlandaskan nilai Pancasila dan ajaran konfusius yang universal,
implementasi program Trilingual (Mandarin, Inggris, Indonesia), dan penerapan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts & Matcmatics).
Kurikulum ini mengintegrasikan Kurikulum Nasional Merdeka Belajar, Kurikulum International Pearson Edexcel (UK Based),
dan Kurikulum Singapura (Dr. Yeap Ban Har) khsus untuk Matematika. Pembelajaran di sekolah ini mengadopsi konsep Holistic Education,” ucap dia.
“Pendekatan ini bertujuan mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang meliputi aspek intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual,” tutup Soegianto.
Lakukan Berbagai Persiapan
Kemudian, Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung Tbk Aida Halim mengatakan, beragam
persiapan telah mereka lakukan untuk memastikan keberlangsungan kegitan belajar mengajar berjalan dengan baik.
Dia menyebut, untuk memastikan kualitas pembelajaran terjaga, tim dari Sedaya Bintang fokus melakukan
peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan terstrukutur dan berkelanjutan.
“Program ini meliputi pelatihan teori dan praktik bersama pakar Internasional seperti Prof. Pei-Jung Lin
dan yeap Ban Har, visitasi dan coaching on-site untuk mendukung
penerapan praktik terbai di kelas, serta penguatan Community of Practice (CoP)
yang mendorong guru berbagi praktik terbaik dan refleksi pembelajaran.” papar aida.
Pendekatan ini lanjut dia, diharapkan mampu membentuk ekosistem pembelajaran yang berfokus pada penguatan akademik,
pengembangan karakter, serta kompetensi abad ke-21 (Critcal Thinking, Communication, Creativity, dan Colaboration) kedalam seluruh aspek pembelajaran.
“Salah satu fitur yang dihadirkan adalah Roof Garden, yang dapat dimanfaatkan anak-anak sebagai ruang praktik berkebun. Melalui aktivitas ini, diharapkan anak-anak dapat tumbuh lebih dekat dengan alam dan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap bumi.” tutup aida.